Posting Ngedan Part #4
Jadi *lho kok dah ampek kesimpulan?*, aku pengen menuliskan sesuatu yang berbau bosok (re: nggombal). Habis, kalau nulis bosokan tuh kadang plenjah2 e, jadi ada ketukan jiwa ingin nulis bosokan di blogku yang masih suci dari bosokan *lho?. Oh iy, yang terpenting sih, untuk menyelesaikan keinginanku.(bzzz)= merah

Padahal, dulu tuh aku gak bisa mbosok sama sekali lho, bisanya cuman jadi korban pembosokan *naas*. Nah, untuk bangkit dari keterpurukan, maka diperlukan cara2 yg bukan preventif lagi B) . Yak, yang ku lakukan adalah membales bosokan itu. Karena menurut pengalaman, kalau bosokannya dibales dengan bosokan, biasanya mereka njut pada males mbosoki lagi LOL

Jadi, pas awal-awal kelas X, aku sering dibosoki si I. Nah suatu ketika, aku mbosoki dia..
Dialog 1
I: “kok tanganmu dingin?”
A: “iy, aku grogi nih disebelahmu”
padahal cuman kayak gitu lho, trus dia pergi. Dan keesokesokan harinya, dia gak mbosoki aku lagi LOL.

Dialog 2
Waktu itu, lagi ngomongin aspal yang sistemnya sama kayak panci.
D: “ya, aspal tuh kayak panci yang buat masak air tu lho. Kalau bawahnya panas, ntar kan airnya pada ke atas”
A: :O (thinking) “oh, gitu to. eh, btw kok kamu tau nek aku juga lagi masak air?”
D: “iy to?padahal cuman mbedek sbagai contoh aspal doang lho”
A: “aaa, kamu masang cctv di rumahku y?” *mancing*
D: “ih, enggak. Ngapain masang cctv di rumahmu. Toh, tinggal liat di hatiku aja ada kamu”
A: (code) *terjebak perangkap sendiri*

Dialog3
A: “eh, maaf y, mulai saat ini aku gak bisa mikirin kamu lagi”
Y: “lho?emangnya knapa?”
A: “karena kamu dah gak ada lagi di pikiranku. Kamu adanya kan di hatiku”
Y: -tuttttt- *di persingkat, si Y klepek2* “haha, aku terharu”

Dialog4
M: “lho, kok kamu gak sms aku?”
A: “waduh sorii gak kepikiran kamu e”
M: “weh, bener kan kamu lupa”
A: “ya salahnya kamu terjepit di hatiku”
M: “he?lholho?”

Dialog 5
!: “kamu harus siap2 bawa obeng, ama peta!”
A: “ha?mau ngapain?kayak turis nyari kerja montir aje”
!: “obengnya tuh buat mbuka sekrup di hatimu. Terus petanya tuh biar kamu gak kesasar di hatiku”
A: “lho?hatiku g ada sekrupnya tuh”
!: “lha?kok bisa?”
A: “kan dah dibuka ama kamuuu”
*hening*

Dialog6
A: “kalau kamu cangkir, aku mau jadi tekonya, biar bisa mengisimu dengan cinta-cintaku”
!: “kalau kamu upil, aku mau jadi umbelnya. Supaya bisa lengket terus ama kamu”
A: “mah nggilani :-& . Kalau kamu jadi bunga, aku gak mau jadi kumbangnya”
!: “lho?kenapa?”
A: “aku g tega ama kamu, masa’ habis diambil sarinya njut ditelantarkan”
!: “wusss. Berarti, kalau kamu surat, aku nggak mau jadi perangkonya?”
A: “weit,knape?”
!: “ntar gak bisa liat kamu yg ada di balik amplop, terus ntar kalau kamu diambil, aku sendirian ama amplop dong :’(”
A: “yo dah, aku amplop, kamu perangko.”
!: “nggak mau,, ntar aku cuman ditempel. Terus ngadepnya malah mblakangi kamu terus gitu (bzzz)”
A: “aaa, manut (code) “

Dialog7
ini kumpulan bosok2an yang pernah tak baca dan dengar :D
N: “kalau kata guruku, pusat tata surya tuh matahari. Tapi bagiku, pusatku tuh kamu”
!: “gimana bisa serius konsentrasi. Kamu muter2 di kepalaku terus, emang gak capek y?”
N: “bapakmu pencuri y?wuu!!soalnya kamu mencuri hatiku”
!: “bapakmu jualan gula y?habiss anaknya manis banget kayak kamu”
N: “bapakmu tukang minyak y?soalnya hatiku dibor ama kamu nih”
!: “jangan2 bapakmu nelayan. Kamu ahli mancing2 aku sih :-) “
A: “saya cuman pembuluh darah. .yang selalu mengalirkan cinta di setiap rongga hidupmu”
!: “aku gak butuh lampu di malam hari. Kan cuman kamu yang bisa menerangiku”
N: “aaakh!!kalkulatorku rusak. gara2 ngitung berapa banyak aku inget kamu”
!: “kalo monyet bergelantungan di pohon, aku bergelantungan di hatimu aja deh”

Dialog 8
A: “waa, kangen ama kamu”
S: “lho?kamu kan cuman di hatiku”
A: “ah, hatimu penuh. Semua orang nginep di hatimu semua. hiks..uhukuhuk”
S: “ya, gimana dong. eh, jangan nangis, ntar hatiku banjir, ntar sakit malahan”
A: “tenang2, gak perlu dokter buat nyembuhin hatimu. Aku aja bisa :D"
S: *gilee, geer bgt nih*

Dialog9
A: “lagi ngapain?”
V: “lagi mbaca komik detectiv2an nih”
A: “waa, aku gak suka mbaca komik detectivan”
V: “iyaa, kan kamu sukanya ama aku”
A: *angry_idiot*

Dialog 10
H: “halo, apa kabar?”
A: “baik. apaan e kamu tuh, kayak lama gak ketemu aja. padahal aku kan cuman di hatimu”
H: (morning)

Dialog 11
S: “eh, pada suatu hari yang cerah, tersebutlah K dan L sedang bercakap-cakap.
K: “eh, kamu tau nggak, apa bedanya rumus sama kamu?”
L: “tau dong. kalo rumus itu jelek. kalo aku itu ganteng.”
K: “saaalaah”
L: “terus apa dong bedanya?”
K: “kalau rumus susah di ingat”
L: “kalau aku?”
K: “susah dilupakan :D"
A: “apik, plokplok”

Dialog 12
A: “g pergi2 kamu?”
H: “udah tadi, ke hatimu . Lha kamu?”
A: “aku di rumah aja, mikirin kamu jadi buat tubuhku mbeku di rumah sih”
H: “ah, tenang saja cintaku akan datang menghangatkanmu”
A: “gak perlu hangat kok. aku perlunya KAMU”
H: “lihat cahaya yang masuk di sekelilingmu, udara yang kamu hirup, setiap detakkan jantungmu, selalu ada aku disitu”
A: “padahal aku berharap..kau tak hanya bagai cahaya, udara, atau apalah karena aku tidak bisa
menggapaimu”
H: “ah, tak perlulah kau gapai diriku.. karena tanpa kau gapai pun aku akan selalu bersamamu
baik itu kau sadari atau tidak”
A: “aduh pusing, udahlah jangan muter2 di kepalaku”
haha itu pembicaraan paling lama yg saling balas membalas bosokan LOL.


Akhir kata, seingetku baru itu e, ntar kalau ada yg ketinggalan, ikut ng-edit ah :D oh iya keterangan dikit aja. A= aku N=noname;!=no name. .mereka berdua intinya sama, aku lupa ngambil source itu dari mana..hmm, sisanya, itu inisial orang *eh ini cerita nyata lho, cuman ada yg tak tambah2in dikit ekspresinya hehe* ..okok sekian (banana_cool) ngantuk poll kih..kembang api teng treceh pula..

"wajahmu tak secantik bunga ini, bahkan jauh berbeda. Karena, kalian itu tidaklah sama. Bunga itu suatu kala bisa layu kecantikannya, sedangkan kecantikanmu tak kan luntur dari pandanganku spanjang masa"
edisi `minta tolong` .. :-'(
Saat melihat layar televisi (banana_cool) yang pasti sudah kupencet tombol ON-nya dan sudah kupastikan itu sudah menyala, ku pijit tombol angka 8 yaitu,,tengterengtereng ... SCpiiipppTV :D
Nah, waktu itu lagi ada acara `minta tolong` gitu :O acaranya tuh, jadi krunya acara `minta tolong` berpura-pura dalam masalah dan meminta tolong kepada orang2. Jika orangnya baik hati, kan pasti di tolongin tuh krunya yg ndobos tadi, njut alhasil dapet duit deh :) trus krunya yo dapet gaji, trus penontonnya jadi tahu, "oh, itu orangnya baik hati. Kapan2 kita minta tolong ama dia y?" huss, yo enggak gitu maksudnya \(yarr\)..
Nah, ini ceritanya, ada seorang mbak2 (karena mbaknya cuman satu, sharusnya ditulis `mbak`-red) yang meminta tolong untuk mengantarkan kue ke rumah tertentu sesuai alamat yg tertulis. Mbak e gak bisa ngater dikarenakan harus menjenguk anaknya yang sakit di luar kota :O. Singkat waktu, mbaknya menemui seseorang bapak dgn kekurangan fisik *maaf*, cacat kakinya. Lalu, setelah ditawarkan, bapak itu menyetujuinya. Dengan kruk dua yg di selipkan di bawah bahunya, ia menaiki sebuah kol kuning. Lalu, beberapa meter kemudian ia menemui seorang anak kecil -anaknya- dan membawanya masuk ke dalam kol. Ternyata, hal itu dikarenakan karena ia tidak bisa membawa kue tadi dengan tangan yg penuh memegang kruk. Tuuuuttt setelah sampai di gang yang dituju, si bapak dan anak naek ojek, dgn kue di tangan si anak. Setelah sampai di depaan rumah, pembantu rumah tersebut berkata "waa, yang punya rumah dah pindah pak". .waaa anyel aku --" menyebalkan sekali (idiot) kan kasihan bapak e lah, wis kesel2, salah alamat meneh, k.e.t.e.r.l.a.l.u.a.n . .tp beberapa detik setelah batinanku "tapi pindahnya deket sini kok pak. Tinggal lurus belok kanan". .hmm, akhirnya bapak dan anak itu, naek ojek lagi dan ke alamat tujuan.. setelah sampai, bapak itu mengantarkan kue dan pulang. Teeett, kru2nya dateng trus ngasih duit ke paknya, trus paknya menolak -tp akhirnya di terima, cikiciuw diterima bosss- dan sedikit di wawancarai
"pak, ini ada sedikit uang untuk bapak. Karena kebaikan bapak"
"lho?saya ngapain?cuman hal sepele saja. cuman mengantar roti mas"
"iy, pak. ini ada rejeki diterima ya pak"
"tidak usah. masih ada yang lebih membuutuhkan dari pada saya" kata bapak itu sambil berjalan pergi dengan kruk dan anaknya.
"lho pak. ini rejeki pak, diterima pak" adegan masnya mengejar bapaknya.
"tapi mass.."
"tidak apa2. ini pak"
"makasih ya mas" seraya duduk dan memeluk anaknya. kecapekan mungkin.woooo

-adegan mewawancara- iki rada' menyedihkan dan mengerikan teman2..nek takut jangan dibaca O.O #berasa cerita horrorr
mas: "pak, tadi gimana ceritanya kok bapak bisa sampai kemari?"
bpk: "tadi saya ke sebuuah rumah, minta tolong agar pemilik tanah disana itu mau meminjami tanahnya guna saya berjualan rotan. trus, setelah saya keluar rumah, tiba2 ada mbak2 yang meminta tolong pada saya. naluri saya berkta, kalau saya tadi ditolong pemilik tanah, tidak ada salahnya saya menolong embak ini. Lalu saya mengatarkan kue ini"
mas: "oo, lalu kalau boleh tau, bagaimana bisa kaki bapak skrang ini jadi cacat seperti ini?
bpk: "ini dah lama banget mas ceritanya. jadi begini, saya saat itu berkerja di perusahan rotan. Trus pada suatu hari, temen kerja saya ada yang menyertarter mobil tapi tidak bisa2. Lalu, saya mncoba menolongnya dgn membuka kap mobilnya. Niat saya sih mau mengencangkan akinya. Tapi..eh, malah dia ngegas mobilnya. Otomatis saya terjungkal ke belakang. Tepat di belakang saya ada pohon yang habis ditebang. Lalu, kaki saya menancap di sana. Terkiwir-kiwir dan akhirnya putus"
mas: "putus bagaimana pak?lepas bgitu?"
bpk: "iy lepas misah bgitu mas. Darahnya keluar banyak sekali, tetapi tidak ada yang menolong. tapi untungnya setelah beberapa menit, ada warga yang menolong"
mas: "lalu dilarikan ke rumah sakit pak?"
bpk: "iy mas. tapi kata dokter harus diamputasi, saya ya gak mau lah. masa' kaki cuman dua trus diamputasi satu. trus saya ke solo mau operasi. tapi sudah terlambat mas. jadilah saya seprti ini"
mas: "lalu apa yg memotivasi bapak tetep bersemangat seperti ini"
bpk: "istri saya mas!istri saya!!" jawab bapak dgn bersemangat.

-mnuju tempat istri dan 2 orang anaknya-
mas: "apa ibu masih menerima dgn kondisi bapak seprti ini?"
ibu: "ya enggak apa2 mas. Saya gak masalah sama fisiknya. Yang penting hatinya baik mas"

jreeenngggg.. begitu klasiknya :"( hikss..keren skali. Mampu menerima segala sesuatu dengan lapang dada, tetap berusaha dengan keterbatasan, dan tetap memanfaatkan segala sesuatu yang dimiliki untuk membantu sesama. sedangkan kita?sudahkah kita?bisakah kita?mampukah kita?
jawabannya pasti IYA. "Kalau kamu mau, pasti bisa nduk" kata bapak -nek iki bapakku, uduk bapak sek mau,lho-

sekiaann..closingnya pake lagunya acaranya itu, mboh opo lali.hayyo, aku le nonton ngantek menusuk hati lho, sapa sing ngakak?ngacuunngg!!
Posting Ngedan Part #3
Permisi-permisi :D jangan lesu gara-gara liat betapa mengularnya ini. Tapi lihatlah kesimpulan di bawahnya *lho?? . .gak maksa buat di baca kok :D tapi kalau pengen tahu dan penasaran *eaeaea* yo monggo di pirsani *b.jawanya mbaca apaan to?pirsani uduk? maosin?==”

“Makanya, jangan sok gede lo” yah mungkin begini sindirannya. Seberapa sih besarnya manusia toh baru satu gunung njebluk aja dah panik gitu. Ngungsi 40 meter dari Merapi. Yah, tersebutlah gunung bungkam itu MERAPI. Siapa yang tidak menyaksikan adegan-adegan berita yang dengan gentarnya mempertontonkan wedhusgembel yang dikeluarkan oleh gunung itu turah-turah. Atau hanya mengalirkan lahar dingin di kali-kali. Hanya itu saja, manusia sudah lari tunggang langgang. Menyelamatkan barangnya yang tidak mungkin dibawa mati. Meninggalkan hewan ternak mata pencaharian mereka itu. Pergi berkumpul di pengungsian dengan hati cemas. Dan bersiap-siap turun bila wilayah aman diperluas. Ya, sampai 20km saat itu. Padahal rumahku sekitar 23km dari merapi. Siap-siap menjejali pengungsian bila kawasan aman diperluas jadi 25KM!!

Hmm, ada kisah di pengungsian, ada kisah di hatiku. Kisah yang sebelumnya belum pernah kuhadapi. Dan semoga tidak terulang lagi :D. Kau mengingatkanku akan kehebatanMU Yang Maha Esa itu. Aku hanya seperti sekecil debu Ya Allah. Kau tumpahkan abu vulkanik, ya HANYA ABU..DEBU..apa itu?sering kita anggap benda KECIL. Diinjak-injak dan tidak berharga. Tapi kini Kau jatuhkan dari langit Ya Allah, dari langit. Lalu Kau peertebal abu itu, hamba tidak bisa melihat Ya Allah. Mata hamba sakit, perih rasanya. Batuk hamba yang telah kau beri sebelum Merapi meletus pun kian memperparah. Ucapan hamba yang ingin menggunakan masker pun telah Kau kabulkan dengan letusan itu Ya Allah. Namun, mungkin ucapan hamba tidaklah benar untuk dikabulkan.

Ya, entah tanggal berapa. Saya lupa. Hari itu, letusan pertama dimulai. Hari Sabtu seingat saya. Yah, saya dengan semangatnya berangkat sekolah, berharap bisa bercerita dengan teman-teman tentang letusan ini!! Menakjubkan bukan?pikiran pendekku berucap demikian. Bapakku yang Alhamdulillah sedang berada di Jogja saat itu, kian melarangku “Abu tebal seperti ini kok malah ke sekolah, di rumah saja. Guru-gurunya gak bakal ngajar pasti” “tapi, aku dah siap pak. Pokoknya berangkat!!”. Apadaya, anak bungsunya berkata demikian. Bapakku dengan baiknya mengantarkanku ke sekolah. Dengan mobil yang semula silver itu melaju dengan pelan di tengah jarak pandang yang hanya 5meter itu. Yah, hujan abu masih turun. Dengan masker yang melingkar di kepalaku, aku mulai takjub dengan abu yang menutupi rumah itu. SALJU!!kikuknya aku. Sampai di sekolah, alhasil sekolah ramai dengan ABU. Hmm, pelajaran pertama telah diimulai rupanya. Yah, aku telat. Aku mulai berlari kecil ke kelasku yang berada di lantai 2. Dengan batuk-batuk sejak tgl 16 Oktober itu, aku memasuki kelas. Yah, jam pertama isi, jam kedua kosong, jam ketiga isi, dan akhirnya dipulangkan. Tepat saat itu, ada pembagian hasil mid semester. Yah, saat itu aku tidak cemas. Sepertinya hasil mid tidak akan membuat ibu marah padaku. Dan pastinya ibu dan bapakku akan ke sekolah untuk mengambil hasilnya. Lalu kita pulang bersama naik mobil. Trus, makan siang bareng. Yaa, inddahnyaa. Namun **sepertiku** itu sirna bagai pudarnya angin.

“Bu, nanti ke sekolah ambil hasil midku to?Jangan lupa bawa makan siang ya bu. Aku laper banget. Trus biar gak telat minum obat”

“Nduk, bapak bilang gak mau ke sekolah. Takut mesin mobilnya kemasukan abu, nanti rusak. Di rumah lagi hujan nduk. Jalanan licin, ibu takut kepleset. Kata bapak jangan pergi dulu. Kamu beli makan sendiri ya nduk, pulangnya naik TJ. Nanti ibu jemput di monjali” tut…tut…

Getirrr..hatiku periihh .. akhirnya tangisanku merebah juga. Entah apa yang kutangisi. Bapak yang menyayangi mobilnya,, ibu yang takut kepleset,, atau SEPERTIKU yang musnah..
Teman-temanku mulai mendeket. Rasa ingin tahu mereka muncul. Tapi tangisanku tak bisa di hentikan juga. Lalu, aku berkata…

“Eh, laper. Makan yuk. Aku belum makan obat juga”
“weleh..ya ayoo”
“tapi hujan e. Apa aku pulang dulu y?”
“lha makannya kapan mil?udahh makan dulu. Ayo bareng2..”
“hikss..ayookk”

Melangkahkan kaki menuju murni. Warung terdekat di sekolah. Setelah makan dan minum obat, lalu aku mendatangi depan aula tempat penerimaan hasil mid kelas XI yang telah dimulai 10 menit yang lalu. Lalu, aku mulai berbicara dengan wali kelasku saat itu..

“Pak, ibukku gak dateng pak. Hujan abuu”
“Ya, berarti gak dapat hasil midnya”
“lho, kok gitu?kpan pak?senen?” sambil melihat nilai mid “Alhamdulillah aku 10 besar, hehehhe”
Perbincangan itu berhenti tatkala aku bertemu dengan ibunya temanku yang cukup kukenal.
“Tante..boleh minta tolong ambilin hasilku gak te?Ibu gak bisa dateng”
“oh iya” lalu tante ituu mengambil hasilku. Dan duerrr tante itu berkata “bentar pak, saya mau ngambil tempat anak saya juga”
“lho, ini bukan anakk ibu?” tanya wali kelasku. Lalu, tante itu menggeleng dan menuju tempat pengambilan kelas anaknya, ya, tiap kelas di bagi2 sendiri.
“Gak booleh itu!!gak boleh!! ini itu pertemuan guru dan orang tua!ini cuman sekali-kali!masa’ gini aja gak bisa datang!” seru guru di sebelah wali kelasku. Yah, beliau wali kelas juga. Namun kelas tetangga.

TTTUUUUTTTTTTTTTT……..yah, intinya saya cukup dimarah-marahin. Entah salah siapa itu. Tapi kenapa saya yang dimarahi??Jujur, saya orangnya jarang sekali kena marah dari guru. Jadi, saat dimarahi guru…air mata sayaaa… teeesss…tessss…
Sambil membawa kertas hasil mid itu dan tanpa membawa snaknya, aku berlari menuju mesjid skolah.

“lho, snacknya diambil mbb” kata wali kelasku. Namun aku tidak menghiraukannya. Dan rupanya malah temanku yang mengambilkannya untukku. Namun tetap tak kuterima. Dan akhirnya dibawa oleh temenku itu. Daripada mubasiirr #penting diceritain gak sih nih?weleh..
“hiks..ibu jahat. Gak sayang ama aku. Bapakku juga, cuman sayang ama mobilnya!!” seruku bungkam (astaghfirullah, saya menyesal mengucap demikian)
“huss jangan bilang gitu to mil. Pasti ada alasannya” sahut temanku.
“ash mboh. bali wae nek ngene. hiks” segera pergi meninggalkan sekolah setelah tangisanku cukup reda dan mata merah yang mulai pudar.

Di halte TJ,, terlihat debu yang berterbangan akibat tersapu roda mobil dan motor. Dengan melongo, akhirnya bis TJ itu datang. “bejo aku” sahutku kepada mbak penjaga shelter. “mending bejo opo selamet?” terdengar sahutan dari mbaknya. Apa maksudnya??
Di dalam bus, cikiciiuuww, ACnya rusak boss jadinya kudu dibuka pintunya. You know kan keadaan di luar?Abu boss..abu… Mulai adegan kucek-kucek mata, dan alhasil, baru inget kalllaauuu aku gak make kacamata =,= jenggjengg..Setelah beberapa detik adegan batuk-batuk tidak disengaja. Pak kenek bus akhirnya menutup pintu bus. Gak apa2 kehabisan udara, yang penting gak kemasukan debut tuh hidung ama mata. Mungkin demikian jeritan hati pak kenek =,=

Turun TJ, turun shelter, rupanya ibu telah menunggu di seberang monjali. Yah, aku harus menyebrang untuk sampai di sana. Jegleekk, langkah pertama, mobil yang melintas membawa serpihan abu tebal. Nyesss, mataku periiihh bgt. Langkah kedua dan seterusnya bgitu. Air mata ini tak cukup menahan. Akhirnya netes lagi tuh air mata. Setelah sampai di seberang, ibu bertanya “gimana nduk?” “pokonya pulang!!!aku tadi malah dimarahin”. Ibuku langsung tancap gas. Ngacir ke rumah. Hmm, lalu aku bercerita panjang lebar. Tak disangka, tanganku kian merobek-robek kertas undagan pengambilan hasil mid.

“Coba nduk bilang nek itu wajib, nanti ibu kan bisa pelan-pelan ke sana”
“gak usah bu, daripada jatuh” mulai tenang.
“udah..gak usah dimasalahin.”
“emang siapa yang mempermasalahin?” jawabku setelah mendapat sedikit petunjuk dariNya. Untuk apa bersedih? La tahzan  Toh sudah lewat, sudah memang begini jalanNya. Sudah tidak bisa dirubah. Biar ini jadi pelajaran untuk tidak selalu lupa padaMu. hmm, namun saat aku berkaca..
“bu, kok mataku merah?bengkak nih dibagian siniiihh” nunjuk bagian luar mata kelopak kanan. “apa gara2 aku nangis daritadi y?”
“iya mungkin nduk”. Namun, hingga malam, bengkak itu tak kunjung surut.
“di tetes mata aja kali y bu?kena abu vulkanik berlebih pas nyebrang kalek”
“yo kono nduk. hmmm”

Waktu tidur tiba. Dengan masih batuk2 dan mata bengkak entah apa, aku mulai googling. Kemungkinangnya adalah timbilen =,= what??! disana tertulis, `timbilin akan sembuh dalam waktu 2-3 minggu. Akan menimbulkan rasa mengganjal dan perih bila terkena sinar matahari` what??!! Namun, Allah berkehendak lain. Malamnya, aku bolak balek kamar mandi. Entah buang lendir ataupun membersihkan nanah di mata ataaauuu…

“bu, aku muntah barusan. Warnyanya ada merahnya, darah po yo?”
“Astaghfirullah, mungkin kamu batuknya suka meksa nduk, jadinya tenggorokannya luka. Udah gak usah batuk-batuk”
“Maunya juga gak batuk-batuk bu.. Tapi tadi akuu makan daging burger tuh lho bu, warnanya mirip”
“Ya mungkin daging, masuk angin paling. Udah, skarang tidur aja dulu, jangan bolak-balek kamar mandi”
“Aku tuh mbuang lender ama mbersiin nanah nil ho bu. Ngganjel e buk. Kayaknya bengkaknya dah pecah, njut nih nanahnya keluar. Oh ya bu, besok beliin aku kacamata bening y..Masa’ ke sekolah aku pake kacamata item?” Iy, di rumah saat itu aku pake kacamata item, karena kalau kena sinar matahari emang perih ngganjel gitu.
“iya..iya..sekarang tidur aja. Lagian mumpung merapi gak ulah lagi” hhmm,, saat itu ibu memang tidur di kamarku. Aku yang minta, karena saat itu aku trauma pada merapi :D anehnya aku..
Hmm, yah semua berlangsung begitu saja. Kini berlanjut seperti ini saja. Batukku sudah mulai berkurang. Yah, mungkin sekitar 32 harian lah. Dan komentar-komentar di skolah yang membosankan “emang masih hujan abu ya mil?kok masih pake masker?” atau “minus berapa mil kacamatanya?” atau “waa, mili mirip *piiiipp* pake kacamata sih” atau “maaf, ini siapa y?” zzzz hahahahhaha

Dua pelajaran yang ku ambil. Tiga hikmah yang ku pelajari.

Pertama, Allah itu tidak akan memberikan kesulitan yang tidak bisa disanggupi oleh makhlukNya. Allah telah mengukur sejauh mana kekuatan kita. Dan Allah tidak akan memberikan sesuatu di luar kemampuan kita. Buktinya, aku bisa melampai itu semua :D #pameerrr..#lempar tomat

Kedua, Allah itu Maha Adil!!! Setelah kebahagian yang ia tumpahkan pada hambaNya, tak lupa Dia berikan peringatan untuk selalu mengingat darimana kebahagian itu berasal!. Love Allah <3

Ketiga, doa orang teraniaya itu tanpa hijab :p Bagaimana tidak?aku berdoa smoga timbilanku sembuh dalam sehari saat kejadian maha dueerr itu. Dan alhasil esoknya, aku memang benar2 sembuh dari timbilen :D kalau yang batuk mah,,mungkin ada rencana lain. Biar temenku pada heboh ama maskerku kalek, biar aku dipanggil MAS KER atau MBAK KER, mbak angker -,- sedih bgt.zzzz
HAHAHAHAHAHA,, fainna ma'alusri yusro..
maka sesungguhnya bersama kepedihan itu ada kebahagiaan
  • Labels

    sejarahnya. .

    hosh..hosh... blog ini dibuat untuk menyelesaikan tugas T.I.K kepada guru T.I.K JHS kami tercinta *huek* pak Wied,, Hua,,karena telah meninggalkan JHS rasanya sedih sekali. Pengen mbalek lagi,, ^^
    So, blog ini ngingetin aku tentang seperdelapan dari kenanganku di JHS,,watattata

    you're

    About Me

    Foto saya
    bismillah :) Hasbunallah Wani'mal Wakil

    Perkembangan Blog..

    Setelah sejarah yang terjadi di bawah ini, blog ini perkembang bukan sebagai sarana informasi lagi :D peace. Tetapi jadi sarana curhat dan wadah emosi. Jika berkenan, silakan dibaca :D tanpa bermaksud sara dan menjatuhkan nama baik :*