Tak Pernah Mengintip
memperhatikan pergerakan bayangan awan dari balik jendela kamarmu
sudah lama kusimpan suara gaduh itu
tak kau gubris
mengintip pun tak pernah
gelap gempita
gorden putih tak malu2 menampakkan diri
belahan debu tak kau sanggah
maumu apa?
Masih Ingat?
petikan tetesan hujan pertama
telah menenggelamkan lamunanku
padamu yang tak bosan dgn hujan
hujan yang jadi saksi
di ubin merah saat sepatu kami menapak
brjalan seolah tak tau
hujan yang jadi saksi
dalam amarah, hujan yg mendamaikan
hujan yg mencairkan suasana
hujan yg tak bosan digunjingkan orang
hujan yg dtng dipanggil angin demi kehidupan daun
seolah berpura2 lupa atau brpura2 ingat kalau lupa?
Jadikan Aku Payung
cekung, melindungi kepala Anda
dipertemukan dgnmu di saat yg tepat
kau genggam aku lantas kami brjalan brsama
letupan hujan tak kau pedulikan
tak pula kau menengokku
saat ku dterpa angin, kau menggenggamku lbih erat dari sblumnya
saat hari tak hujan kau mengizinkan aku berada di koridor rumahmu
saat hari mendung, maka kau dgn romantisnya membawaku brsamamu
payung itu kah aku?atau itu payungku?
Hei!kembalikan!aku membutuhkannya!!
kaca itu untuk bercermin
cermin itu untuk berkaca
itu cerminmu
kalau cerminku
kaca dan cermin untuk satu tujuan
untuk melihatmu
tak pernah menghitung jumlah tetesannya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar
ayo...silahkan berkomentar...