Habis waktumu untuk mengeluh. Ya, aku masih berbaring di pulau kapuk. Tak jarang tertidur pula. Tanpa ada satupun mimpi yang singgah. Lalu terbangun dan mendapati jam wekerku masih tidak mau bergerak. Sepertinya dengan aku tidurpun, jam weker itu takkan mau bergerak. Tak habis pikir. Melihat telepon genggam yang sudah beralih fungsi jadi jam beralarm. Masih jam 9 malam rupanya. Saat yang lain mulai dengan rasa kantuknya aku sedang perang melawan panas, pusing, dan hidung tersumbat. Ah, aku merasa dirugikan tidak bisa menikmati malam ini. Tapi aku tak salahkan siapa-siapa kecuali pribadi ini. Keledai benar, lebih parah mungkin. Tak sekedar jatuh di lubang yang sama, tapi jatuh terjerembab terguling-guling hingga masuk ke abad yang lain dan menyadari kalau aku melewati pintu kemana sajanya doraemon. Sesekali menatap malu-malu ke boneka nemoku, sepertinya dia sudah tersalurkan panasku, gara-gara sejak tadi kupeluk. Ah, bosan sekali hanya berbaring saja. Tapi, pusing ini tak mau diajak kompromi, batinku. Paksakan kehendak demi mengusir kesepian. Nyalakan komputer pun dilakukan sudah. Hanya sekedar say “hi” inginku. Tapi ternyata tiba-tiba raga ini menolak. Entah sekian banyak orang-orang yang sedang oL dan memasang status-status bahagia. hmm, rupanya mereka sedang berbahagia sekarang. Dan aku?aku takkan mengecewakan mereka. Aku takkan melunturkan senyum emoticon itu. Biarlah hanya aku yang sedang terpuruk disini. Mencoba ikut-ikutan memasang status tersirat “di tengah kondisi sekarang ini, melihat bulan menjadi dua bahkan lebih, berputar2, takkan mengurangi keindahanmu. malah bahkan lebih!!”. kau tau maksudku kan?maksudku itu, aku sedang pusing. Tapi tak dinyana, tak ada yang menggubris. Mungkin mereka sedang tidak berada di depan komputer. Aku sudah tidak sanggup. Akhirnya aku kembali tertidur di pulau kapukku.
Bangun lagi, melihat jam yang sudah tidak bisa aku percaya. Melihat layar terang, meratapi empat nickuser yang ng-chat aku. Ah, masih ada rupanya. hahaha. tertawa hambar. Maaf, aku tak bisa membalasnya satu persatu, langsung saja kumatikan komputerku secara paksa. Cabut kabelnya. Ya, benar. Kembali menatap langit-langit kamar. Menggenggam telepon genggam. Menyusuri ‘menu’. Mengklik ‘message’. Mulai mengetikkan pesan, ‘send’ memilih beberapa nomor orang-orang dari yang mengerti situasiku dan yang jarang berkomunikasi denganku. OK, semua membalas, tapi ada satu dua yang tidak membalas. Hmmm, mayoritas memang mereka tidak tahu tentang sakitku kecuali mereka yg sbelumnya sudah kuceritakan. Dan mereka gak smuanya to the point menanyakan kabar. Paling-paling kalau topik smsnya mengarah tentang kesibukan, nanti aku baru menjawabnya dengan “lagi pusing gak bisa ngapa2in”. Namun, tidak sedikit juga yang tidak bisa dipancing-pancing untuk tau ttg penderitaanku. Tak mengapa. Tak pentinglah. Yah, kesimpulanku adalah mereka tidak akan tahu jika kau belum menjelaskannya. Dan, mereka lebih memilih tau apa yang sedang kamu lakukan tinimbang tau bagaimana keadaanmu sekarang. Menurutku dua-duanya penting untuk ditanyakan. Agar kita tidak mengganggu mereka bila sedang dalam keadaan tidak enak badan atau sedang sibuk melakukan sesuatu :D be respect!!
#nb: nih tulisan yang fakta cuman dikit, terutama di kesimpulannya saja teman2 ^^v selebihnya hiperbola belaka hahahaha.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar
ayo...silahkan berkomentar...